Official Website   I   Portal BBPPMBTPH

6281314599954

       

[email protected]

Detail Berita

INOVASI KINCIR ANGIN UNTUK PERTANIAN DALAM RANGKA GERNAS DAMPAK EL-NINO

Salah satu kegiatan yang di laksanakan oleh Kementerian di tahun 2023 adalah Gernas Penanganan Dampak El Nino selama periode Agustus-Oktober 2023. Kementerian Pertanian  menargetkan lokasi Gernas El Nino dilaksanakan di lahan seluas 500.000 hektar (ha) di 10 provinsi yang terdiri dari 6 provinsi utama dan 4 provinsi pendukung. Provinsi utama di Sumatera Utara dengan luas tambahan tanam Gernas periode Agustus-Oktober 2023 adalah 45.000 ha di 13 Kabupaten, Sumatera Selatan 74.500 ha di 10 Kabupaten, Jawa Barat di Kabupaten, Jawa Timur di 14 Kabupaten, Jawa Tengah di 22 Kabupaten, serta Sulawesi Selatan di 11 Kabupaten, provinsi pendukung meliputi, Lampung di 6 Kabupaten, Banten di Kabupaten, Kalimantan Selatan du 9 Kabupaten, serta NTB di 5 Kabupaten, dengan total 10 provinsi 500.000 hektar.

El Nino merupakan fenomena iklim yang dapat menyebabkan kemarau panjang dan cuaca ekstrem di berbagai wilayah. Dikutip dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, El Nino diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir Oktober 2023. Kemudian, pada bulan November terjadi transisi musim kemarau ke musim hujan.Fenomena ini sangat diwaspadai oleh berbagai negara, sebab berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional karena  terancam gagal panen.

Setiap hari Sabtu malam, tim Gernas melaksanakan rapat online untuk memantau pelaksanaan gernas di Provinsi target. Pada saat rapat juga dilaksanakan pemaparan untuk memberikan informasi terkini dalam rangka percepatan gernas dampak Elnino ini. Salah satu informasi yang disampaikan adalah adanya inovasi dengan menggunakan kincir angin untuk membantu pengairan pertanaman. Inovasi kincir angin ini sudah dilaksanakan di Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Saat ini masih terus dikembangkan inovasi kincir angin berbiaya rendah karena memanfaatkan tenaga angin, inovasi ini masih perlu ditingkatkan dalam hal teknologinya supaya dapat mengatasi apabila adanya perubahan arah angin.

Berdasarkan informasi yang tersaji di media online. Pada tahun 2008  sudah ada juga kajian mengenai pemanfaatan tenaga angin ini untuk pertanian antara lain yaitu di Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta. Potensi pemanfaatan tenaga angin di bidang pertanian terungkap dalam presentasi PT Nuansa Cipta Kreasi di depan jajaran pejabat Pemerintah Kabupaten Kulon Progo di Wates. PT Nuansa Cipta Kreasi adalah partner Pusat Inkubator Bisnis Indonesia yang bergerak di bidang pembuatan turbin dan kincir angin. Menurut Direktur PT Nuansa Cipta Kreasi Sigit Wiriatmo, embusan angin di atas sawah yang lapang dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan baling-baling kincir angin yang akan menghidupkan alat kompresor di bagian bawah. Kompresor yang terhubung dengan sistem perpipaan akan memompa air di sumur sawah dan mengalirkannya ke permukaan sawah. "Debit air yang bisa dihasilkan 100 liter per menit. Satu kincir angin berdiameter standar, 6 meter, bisa dimanfaatkan untuk memompa air irigasi bagi lahan sawah seluas 2-5 hektar. Efektivitas kincir angin untuk pemompaan air irigasi ini sudah dicoba                   PT Nuansa Cipta Kreasi dengan menempatkan satu kincir percobaan di Temon. Meskipun menemui sejumlah kendala teknis, pada prinsipnya kincir angin mampu membantu menekan pengeluaran petani untuk pemompaan air saat kemarau yang mencapai Rp 70.000 per hektar per hari. Kendala investasi Kendala dari pemanfaatan tenaga angin berasal dari faktor alam dan besarnya nilai investasi. Arah dan kecepatan hembusan angin di selatan Pulau Jawa umumnya tidak konstan. Jika kincir angin tidak dibuat fleksibel terhadap angin, termasuk mampu mengerem otomatis saat angin terlalu kencang, kincir bisa cepat rusak.

Pada tahun 2013, Sebanyak 31 kincir angin dipasang di pinggir Pantai Baru Bantul. Desain kincir mahasiswa cukup unik dengan menampilkan hasil kreasi masing-masing. Bentuknya bermacam-macam, dari yang berbentuk baling-baling hingga mirip dengan radar cuaca. Kincir buatan mahasiswa ini sengaja dipasang untuk keperluan perlombaan Kompetisi Kincir Angin Indonesia . Harki Apri Yanto, salah satu dosen pembimbing dari tim Politeknik Manufaktur Astra  Jakarta, ini sengaja menampilkan kincir yang mirip radar deteksi cuaca. Model turbin kincir angin yang didesain tersebut dinamakan multiblade vertikal. Desain turbin angin ini diakuinya sudah pernah dikembangkan peneliti Taiwan. Atas izin peneliti Taiwan tersebut, ia mencoba mengembangkannya di tanah air. Kincir ini menggunakan banyak baling-baling, sehingga bisa berputar meski dengan kecepatan angin 1,5 meter perdetik. Namun begitu, untuk bisa menghasilkan energi listrik dibutuhkan kecepatan angin 2,5 meter perdetik. Jika anginnya berkecepatan 4-6 meter perdetik, bisa menghidupkan satu rumah dengan daya 500-600 watt. dalam pembuatan kincir angin buatan mahasiswa diploma ini menghabiskan biaya sebesar Rp 12 juta. Setelah beberapa kali dilakukan perbaikan dan dianggap optimal, kincir ini pun diikutsertakan dalam perlombaan. Rencananya, kincir angin ini diaplikasikan untuk kegiatan pertanian. Akan dilakukan  sosialisasikan  kincir angin  untuk mengangkat air di lahan pertanian.

Kincir angin merupakan salah satu  inovasi yang sangat cemerlang karena memanfaatkan sumber daya alam. Kerjasama antar instansi/ Kementerian sangat diperlukan sehingga inovasi ini segera mendapatkan formulasi/bentuk yang terbaik dan dapat segera diterapkan dibanyak lokasi  khususnya untuk solusi dampak Elnino yang sekarang sedang terjadi di Indonesia.