Official Website   I   Portal BBPPMBTPH

6281314599954

       

[email protected]

Detail Berita

Kadis Pertanian Sukoharjo: Demplot Biosaka Jagung Produksi Naik, Hemat Pupuk Kimia 50-75%

Harga pupuk kimia akhir-akhir ini semakin tinggi bahkan pupiuk subsidi semakin langka dipasaran, agar tidak berpengaruh terhadap produki pertanian, inovasi atau terobosan yang mampu membantu mengatasi permasalahan petani perlu terus didorong terutama inovasi yang murah, mudah diterapkan dan tentunya ramah lingkungan.

Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura melakukan Kajian teknis pemanfaatan elisitor biosaka dalam bentuk demplot aplikasi biosaka tanaman jagung yang berlokasi  Kelompok Tani Kokrosono III yang berlokasi di Desa  Krajan, Kec. Gatak, Sukoharjo dengan luasan 1 hektar. Panen demplot aplikasi biosaka dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2023 bersama Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo, Camat Gatak, Porkompincam  serta petani setempat. Panen jagung demplot aplikasi biosaka disiarkan secara langsung melalui webinar Propaktani.

Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi sangat mengapresiasi kegiatan demplot biosaka di Kabupaten Sukoharjo untuk melihat secara langsung manfaat elisitor biosaka ini dan petani harus mencoba dan mengaplikasikan dilapangan. Suwandi juga mengingatkan bahwa saat ini telah tersedia ebook gratis yang berisi teori dan landasan biosaka, prosedur cara pembuatan dan aplikasi biosaka, hasil riset serta contoh penerapan biosaka yang telah dilakukan. Ebook ini juga akan diterbitkan dalam versi bahasa Inggris agar biosaka dapat lebih mendunia.

 

Bapak Menteri juga sangat mendukung pemanfaatan biosaka ini, dan sudah memandu pembuatan biosaka di 18 provinsi dan 35 Kabupaten. Diharapkan seluruh kabupaten dan desa dapat menerapkan biosaka karena manfaatnya yang luar biasa. dan menularkan pengetahuan biosaka kepada petani lainnya. Para praktisi, peneliti dan akademisi terbuka untuk mengembangkan ilmu tentang biosaka melalui riset, tambahnya

 

Melalui  daring, Plt. Kepala Balai Besar PPMBTPH, Bambang Pamuji, menyampaikan bahwa hari ini merupakan bukti dari sekian bukti atau ratusan bukti yang memberikan penguatan kepada kita bahwa biosaka mempunyai pengaruih  positif yang dirasakan oleh petani terhadap produksi di berbagai komoditas tanama. Dampak positif yang dirasakan oleh petani di beberapa wilayah sangat luar biasa, diantaranya efisiensi biaya, penggunaan pupuk kimia yang berkurang, bahan dasar pembuatan juga mudah diperoleh, dan ramah lingkungan, ujar Bambang

 

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatno melaporkan bahwa penerapan biosaka di Kabupaten Sukaharjo diawali dari tanaman padi, lalu dikembangkan kepada komoditas kedelai, jagung dan tanaman hortikultura. Demplot pemanfaatan biosaka seperti diinisiasi oleh Balai Besar PPMBTPH ini sangat bermanfaat untuk menyakinkan kepada petani tentang manfaat biosaka. Hasil demplot biosaka ini  sangat menggembirakan dapat mengurangi penggunaan pupuk  kimia 50 sampai 75%, dengan pemanfaatan biosaka akan lebih hemat dan hasilnya lebih baik. Semoga biosaka ini bisa menolong dan meningkatkan pendapatan, tegasnya.

 

Ubinan yang dilakukan bersana petugas dari Badan Pusat Statistik (BPS) adalah sebagai berikut. P0 (control/kebiasaan petani) seberat 7,605 kg; P1 (NPK 50% dari kebiasaan petani + biosaka) seberat 11,94 kg; P2 (NPK 25% dari kebiasaan petani + biosaka) seberat 12,40 kg; dan P3 (Biosaka  tanpa NPK) seberat 12,19 kg. atau  P0 69,03; P1 103,83; P2 112,55; dan P3 110,605 kuintal per hektar.

 

Pada kesempatan yang sama Bagas juga mengingatkan bahwa biosaka ini bukan pupuk melainkan elisitor, elisitor adalah zat yang mampu mengoptimalkan peran tanaman untuk menyerap hara di dalam tanah, tetapi masih membutuhkan pupuk baik pupuk organic maupun pupuk kimia, tambahnya.

Diakhir acara panen juga dilakukan praktek pembuatan biosaka yang dikuti 20 peserta mulai dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo, Camat, Kepala desa, Danramil, Babinsa dan para petani.


Kontributor : Suharyanto, SP, MSi (Koordinator Injarlab Balai Besar PPMBTPH) dan Roland Hutajulu, SP, MM (Sub Koordinator Indok Balai Besar PPMBTPH).