Harga
pupuk kimia akhir-akhir ini semakin tinggi bahkan pupiuk subsidi semakin langka
dipasaran, agar tidak berpengaruh terhadap produki pertanian, inovasi atau terobosan
yang mampu membantu mengatasi permasalahan petani perlu terus didorong terutama
inovasi yang murah, mudah diterapkan dan tentunya ramah lingkungan.
Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi sangat
mengapresiasi kegiatan demplot biosaka di Kabupaten Sukoharjo untuk melihat
secara langsung manfaat elisitor biosaka ini dan petani harus mencoba dan
mengaplikasikan dilapangan. Suwandi juga mengingatkan bahwa saat ini telah tersedia
ebook gratis yang berisi teori dan
landasan biosaka, prosedur cara pembuatan dan aplikasi biosaka, hasil riset
serta contoh penerapan biosaka yang telah dilakukan. Ebook ini juga akan diterbitkan dalam versi bahasa Inggris agar
biosaka dapat lebih mendunia.
Bapak Menteri juga sangat mendukung
pemanfaatan biosaka ini, dan sudah memandu pembuatan biosaka di 18 provinsi dan
35 Kabupaten. Diharapkan seluruh kabupaten dan desa dapat menerapkan biosaka
karena manfaatnya yang luar biasa. dan menularkan pengetahuan biosaka kepada
petani lainnya. Para praktisi, peneliti dan akademisi terbuka untuk
mengembangkan ilmu tentang biosaka melalui riset, tambahnya
Melalui daring, Plt. Kepala Balai Besar PPMBTPH,
Bambang Pamuji, menyampaikan bahwa hari ini merupakan bukti dari sekian bukti
atau ratusan bukti yang memberikan penguatan kepada kita bahwa biosaka
mempunyai pengaruih positif yang
dirasakan oleh petani terhadap produksi di berbagai komoditas tanama. Dampak
positif yang dirasakan oleh petani di beberapa wilayah sangat luar biasa, diantaranya
efisiensi biaya, penggunaan pupuk kimia yang berkurang, bahan dasar pembuatan juga
mudah diperoleh, dan ramah lingkungan, ujar Bambang
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo,
Bagas Windaryatno melaporkan bahwa penerapan biosaka di Kabupaten Sukaharjo
diawali dari tanaman padi, lalu dikembangkan kepada komoditas kedelai, jagung
dan tanaman hortikultura. Demplot pemanfaatan biosaka seperti diinisiasi oleh
Balai Besar PPMBTPH ini sangat bermanfaat untuk menyakinkan kepada petani
tentang manfaat biosaka. Hasil demplot biosaka ini sangat menggembirakan dapat mengurangi
penggunaan pupuk kimia 50 sampai 75%,
dengan pemanfaatan biosaka akan lebih hemat dan hasilnya lebih baik. Semoga
biosaka ini bisa menolong dan meningkatkan pendapatan, tegasnya.
Ubinan yang dilakukan bersana petugas dari
Badan Pusat Statistik (BPS) adalah sebagai berikut. P0 (control/kebiasaan
petani) seberat 7,605 kg; P1 (NPK 50% dari kebiasaan petani + biosaka) seberat
11,94 kg; P2 (NPK 25% dari kebiasaan petani + biosaka) seberat 12,40 kg; dan P3
(Biosaka tanpa NPK) seberat 12,19 kg.
atau P0 69,03; P1 103,83; P2 112,55; dan
P3 110,605 kuintal per hektar.
Pada kesempatan yang sama
Bagas juga mengingatkan bahwa biosaka ini bukan pupuk melainkan elisitor,
elisitor adalah zat yang mampu mengoptimalkan peran tanaman untuk menyerap hara
di dalam tanah, tetapi masih membutuhkan pupuk baik pupuk organic maupun pupuk
kimia, tambahnya.
Diakhir acara panen juga dilakukan praktek pembuatan biosaka yang dikuti 20 peserta mulai dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo, Camat, Kepala desa, Danramil, Babinsa dan para petani.
Kontributor :
Suharyanto, SP, MSi (Koordinator Injarlab Balai Besar PPMBTPH) dan Roland
Hutajulu, SP, MM (Sub Koordinator Indok Balai Besar PPMBTPH).