Depok, 25 Oktober 2024 – Dalam upaya memperkuat
metode untuk mempertahankan mutu benih ubikayu selama penyimpanan, Balai Besar
Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar
PPMBTPH) melaksanakan kegiatan Pengembangan Metode (PM). Salah satu
aktivitasnya adalah pengamatan pertumbuhan tunas dan tinggi tanaman. Pengamatan
ini dilakukan oleh Mahmud, PBT Balai Besar, bersama Fajar Siswa, peserta magang
dari SMKN 63 Jakarta di area Balai Besar PPMBTPH. Kegiatan PM ini bertujuan
untuk menentukan ukuran stek benih yang efisien dalam mempertahankan kualitas
selama penyimpanan.
Stek terlebih dahulu ditanam dalam polybag
berisi media tanam khusus sebelum dilakukan pengukuran. Penanaman benih
dilakukan setiap minggu, dan pengamatan secara berkala dilakukan setiap
minggunya. Pengamatan berfokus pada pertumbuhan tunas untuk tanaman yang
berumur satu minggu dan tinggi tanaman untuk tanaman yang berumur lebih dari
satu minggu.
Munawaroh ND, PBT Ahli Madya sekaligus ketua tim
kegiatan, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari
pengembangan metode yang dilakukan pada tahun 2023. “Kegiatan ini dilaksanakan
setelah penyempurnaan proposal sebagai tindak lanjut pelaksanaan seminar, yang
menerima berbagai masukan dari peserta dan narasumber,” ujarnya.
Benih ubi kayu yang digunakan dalam kegiatan ini
diperoleh dari kelompok tani Tani Muda, binaan BPSB Jawa Tengah di wilayah
Banyumas. Benih tersebut dikirim dari Desa Kali Ajir, Kecamatan Purwanegara,
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, untuk selanjutnya dipotong dalam ukuran 10 cm,
15 cm, 20 cm, dan 25 cm. Menurut aturan sertifikasi, benih dengan ukuran 20-30
cm memiliki masa berlaku label selama tiga minggu, tambah Munawaroh.
Berdasarkan data penelitian, panjang benih ubi kayu tidak mempengaruhi hasil. Oleh karena itu, penggunaan benih berukuran lebih pendek diharapkan mampu menghasilkan lebih banyak benih sambil tetap mempertahankan produktivitas yang optimal. Dengan ukuran batang benih yang lebih pendek, setiap tanaman ubi kayu dapat menyediakan benih dalam jumlah lebih banyak, sehingga kebutuhan benih per hektar menjadi lebih efisien dan ekonomis tanpa mengurangi hasil panen. Penelitian ini terus dilakukan untuk menentukan ukuran benih panjang yang paling optimal dalam menjaga kualitas dan produktivitas.
Editor : Siti
Nurhaeni/S Alam
Admin : S Alam