Nusa Tenggara Barat, 5–6 Desember 2024 – Untuk mendukung upaya akreditasi laboratorium SNI ISO/IEC 17025:2017, UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan (BPSB-Bun) Provinsi Nusa Tenggara Barat menyelenggarakan In House Training (IHT) khusus bagi Petugas Pengambil Contoh (PPC) pada 5-6 Desember 2024. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Balai BPSB-Bun, Rhasydiana, SP., M.Si., yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi PPC sebagai bagian dari persiapan akreditasi.
Rhasydiana menjelaskan bahwa salah satu prasyarat utama dalam proses akreditasi adalah memastikan bahwa PPC benih memiliki kompetensi yang sesuai standar. Salah satu bukti kompetensi yang dimaksud adalah Sertifikat Pelatihan PPC, yang hanya dapat diperoleh melalui pelatihan yang sesuai dengan standar. Oleh karena itu, kegiatan IHT ini diadakan untuk memenuhi persyaratan akreditasi sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berperan penting dalam pengawasan benih.
"Kegiatan IHT diikuti oleh 12 orang Pengawas Benih Tanaman (PBT), yang terdiri dari petugas lapangan dan analis laboratorium. Meskipun beberapa peserta sudah berpengalaman dalam pengambilan contoh benih, pelatihan ini bertujuan untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka agar sesuai dengan perkembangan terbaru dalam prosedur pengambilan contoh benih yang berstandar internasional.", tambah Rhasydiana.
Balai Besar Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMBTPH), yang memiliki kompetensi di bidang ini, diminta untuk menjadi narasumber dan menugaskan Nike Fitria Wibawa serta Agha Margapranata untuk memberikan materi pelatihan. Pelatihan ini terdiri dari sesi teori dan praktik. Pada hari pertama, peserta diperkenalkan dengan prosedur pengambilan contoh benih sesuai standar International Seed Testing Association (ISTA), yang mencakup aspek-aspek seperti definisi, kondisi lot benih, serta langkah-langkah pengambilan, penandaan, penyegelan, pengemasan, dan pengiriman contoh benih. Selain itu, pelatihan ini juga menekankan pentingnya jaminan mutu dalam setiap tahap pengambilan contoh benih.
Hari kedua, kegiatan pelatihan berfokus pada praktik langsung pengambilan contoh di gudang menggunakan lot benih padi. Meskipun ruang lingkup komoditas perkebunan yang diajukan adalah tembakau dan kacang mete, penggunaan benih padi dalam praktik ini tetap relevan dan efektif. Kebijakan terkait PPC benih perkebunan mengacu pada aturan ISTA, sementara Balai Besar PPMBTPH telah menjadi anggota ISTA sejak 2006 sampai sekarang, sehingga informasi yang diberikan sangat relevan, mutakhir dan sesuai dengan standar internasional.
Para narasumber berharap agar setelah mengikuti IHT, peserta dapat menerapkan prosedur pengambilan contoh benih yang memenuhi standar ISTA, menjamin bahwa contoh benih yang diambil mewakili lot benih yang diajukan, dan menghasilkan data yang akurat serta dapat dipercaya. PPC memiliki peranan penting dalam memastikan kualitas benih yang beredar di lapangan.
Kegiatan IHT ini merupakan kesempatan berharga bagi PPC untuk memperkuat pondasi keilmuan dan keterampilan bersama, serta membangun pemahaman yang lebih baik dalam mendukung sebagian tugas PBT yang handal. Dengan meningkatnya kompetensi, diharapkan kualitas benih yang dihasilkan dapat terjamin baik, sehingga mendukung pertanian yang lebih produktif namun tetap menjaga keberlanjutan sumber daya alam di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Editor/Admin : S. Alam