Official Website   I   Portal BBPPMBTPH

6281314599954

       

[email protected]

Detail Berita

Peran Balai Besar PPMBTPH dalam Pengawasan dan Pengembangan Produk Rekayasa Genetik (PRG) Pertanian

Pemanfaatan bioteknologi benih atau Produk Rekayasa Genetik (PRG) memberikan dampak positif bagi masyarakat, antara lain dengan peningkatan produksi dan efisiensi biaya tenaga dalam budidaya pertanian. Hingga tahun 2025, terdapat 10 varietas benih tanaman yang telah dilepas, terdiri dari satu varietas tanaman tebu, satu varietas tanaman kentang, dan delapan varietas tanaman jagung.

Produk Rekayasa Genetik (PRG) adalah organisme hasil modifikasi genetik, yang meliputi organisme hidup, bagian-bagiannya, dan/atau hasil olahannya, yang memiliki susunan genetik baru hasil penerapan bioteknologi modern. Hal ini diatur berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2023 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2020, yang mengatur Pengawasan dan Pengendalian Varietas Tanaman Produk Rekayasa Genetik Pertanian yang Beredar di Wilayah Republik Indonesia. Tanaman PRG pertanian sendiri merupakan tanaman yang dihasilkan melalui penerapan teknik rekayasa genetik, yang terdiri dari tanaman PRG untuk pertanian pangan, pertanian perkebunan, hortikultura, serta hijauan pakan ternak.

Pengawasan terhadap tanaman PRG merupakan kegiatan untuk memantau pelaksanaan, mengidentifikasi kesalahan atau kegagalan, serta untuk memperbaiki dan mencegah agar pelaksanaan tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan.

Balai Besar PPMBTPH menjadi bagian dari tim pengawasan varietas tanaman PRG berdasarkan Keputusan Kepala Litbang No. 145/Kpts/OT.050/H/02/2021. Sebagai tim dari Balai Besar PPMBTPH, diundang untuk mengikuti pertemuan konsolidasi pada tanggal 21 Februari 2025 yang diselenggarakan oleh Sekretariat Tim Penilai dan Tim Pengawasan Varietas Tanaman PRG.

 

Gambar  1. Beberapa bahan tayang pada pertemuan konsolidasi tim penilai dan pengawasan varietas tanaman PRG awal tahun 2025.

Salah satu hasil pertemuan tersebut adalah membahas kelanjutan pengembangan PRG, termasuk tanggapan terhadap hasil penelitian IPB mengenai komoditas kedelai dengan karakter unggul kaya auksin, umur tanam pendek, serta pengembangan padi oleh Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian, yang sebelumnya dikenal sebagai BB SIP Biogen. Beberapa produk padi tersebut meliputi padi golden rice, padi nutri zinc, padi dengan karakter kaya granola, dan padi kaya Fe.

Selanjutnya, perlu dukungan melalui media sosial untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai varietas tanaman PRG yang telah dilepas oleh Kementerian Pertanian. PRG ini adalah produk yang telah melalui uji aman pangan, pakan, dan lingkungan, serta dipantau peredarannya di masyarakat, sehingga masyarakat tidak memiliki ketakutan atau fobia terhadap tanaman PRG. Editor  : S Alam

Admin : S Alam