Official Website   I   Portal BBPPMBTPH

6281314599954

       

[email protected]

List Pelaksanaan Pengembangan
Validasi Metode.

Kajian Keberadaan Bakteri Burkholderia glumae

Bakteri Burkholderia glumae mulai banyak dibicarakan kembali setelah Kementerian Pertanian (Kementan) pada bulan Desember 2016 mengklarifikasi adanya pernyataan di media massa bahwa Padi Hibrida yang dimasukkan oleh Pemerintah melalui Kementan mengandung bakteri Burkholderia glumae. Bakteri ini sudah menyebar hampir seluruh persawahan di Pulau Jawa serta membuat padi tidak berisi dan membusuk.

Download Dokumen Lihat Dokumen
Penentuan Batas Maksimum Nematoda Parasit Aphelenchoides besseyi Pada Benih Padi Untuk Standar Mutu Kesehatan

Potensi penyakit terbawa benih padi dapat dideteksi awal dengan pengujian kesehatan benih. Patogen-patogen yang terbawa benih padi adalah Xanthomonas oryzae (bakteri), Pyricularia oryzae (cendawan) dan Aphelenchoides besseyi (nematoda). Pengujian kesehatan benih bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya mikroorganisme penyebab penyakit (patogen) pada benih seperti cendawan, bakteri, virus dan nematoda (Anonim, 2011). Aphelenchoides besseyi adalah nematoda parasit tajuk penyebab penyakit “ pucuk putih atau white tip “ yang banyak ditemukan di areal pertanaman padi di seluruh dunia.

Download Dokumen Lihat Dokumen
Validasi Alat Pemotong Kacang Tanah

Kacang tanah merupakan salah satu tanaman pangan di Indonesia. Berbeda dengan benih true seed lainnya, benih kacang tanah diperdagangkan dalam bentuk polong, kelebihan dari kondisi ini adalah benih didalam polong terlindung dari kerusakan-kerusakan seperti kerusakan mekanis akibat benturan, serta terlindung dari kondisi lingkungan yang kurang optimum bagi benih. Namun demikian, kandungan air dalam benih tetap merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Pengujian penetapan kadar air perlu dilakukan untuk mengetahui apakah tingkat kadar air suatu lot benih sesuai dengan standar yang dipersyaratkan.

Download Dokumen Lihat Dokumen
Pengkajian Penggunaan Alat Combine Harvester

Padi sebagai tanaman yang dibudidayakan dengan pola tanam serentak, pada saat dipanen membutuhkan tenaga kerja yang sangat banyak agar panen dapat dilakukan tepat waktu. Kebutuhan tenaga kerja yang besar pada saat panen ini menjadi masalah pada daerah-daerah tertentu yang pekerja pertaniannya sedikit. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja adalah dengan cara meningkatkan kapasitas dan efisiensi kerja dengan menggunakan mesin panen dalam hal ini Combine harvester. Keuntungan menggunakan mesin panen antara lain lebih efisien dan biaya panen per hektar dapat lebih rendah dibanding cara tradisional.

Download Dokumen Lihat Dokumen
Validasi Metode Deteksi dan Identifikasi Pyricularya oryzae

Pengujian kesehatan benih di Laboratorium Balai Besar PPMB-TPH mengacu pada metode ISTA Rules yang diterbitkan dalam Annexe Chapter 7 (Seed Health Testing). Metode ISTA No.7-011 merupakan metode untuk deteksi cendawan Pyricularia oryzae pada benih padi dengan metode blotter test. Prinsip Metode ISTA ini adalah benih ditabur di atas kertas saring (filter) yang dilembabkan kemudian diinkubasi pada suhu 22±2°C di bawah penyinaran lampu Near Ultra Violet (NUV) 12 jam terang dan 12 jam gelap secara bergantian selama 7 hari.

Download Dokumen Lihat Dokumen
Validasi Metode Kemurnian Genetik

Kebenaran varietas atau kemurnian secara genetik menjadi aspek mutu benih dalam penggunaan varietas benih yang tepat. Pengujian kemurnian hibrida tercakup pula dalam salah satu parameter verifikasi varietas berdasarkan ISTA rules (2014) melalui biomolekuler (protein, DNA). Pada Permentan Nomor 48 /Permentan/ SR.120/8/2012 pasal 41 mensyaratkan adanya uji hibriditas untuk benih hasil persilangan. Pengertian uji hibriditas tersebut adalah pengujian lapangan dan/ atau laboratorium untuk mengetahui kebenaran suatu varietas hibrida secara genetik sesuai dengan varietas asli (otentik). Bila peraturan tersebut dikembangkan sebagai metode pengujian di laboratorium untuk komoditas tanaman pangan diharapkan dapat mempersingkat proses penyediaan benih bermutu bagi petani dalam upaya pencapaian swasembada pangan. Oleh karena itu, salah satu validasi metode yang diajukan pada TA 2017 adalah validasi pengujian kemurnian genetik secara biomolekuler (DNA) benih padi hibrida menggunakan penanda mikrosatelit sebagai kontribusi aspek teknis bagi instansi pengawasan dan sertifikasi benih tanaman di daerah dengan melibatkan laboratorium di daerah sebagai laboratorium peserta. Tujuan dari validasi metode ini adalah untuk memperoleh prosedur pengujian kemurnian genetik secara biomolekuler (DNA) padi hibrida menggunakan penanda mikrosatelit (SSR) yang valid.

Download Dokumen Lihat Dokumen
Validasi Tryer Dalam Pengambilan Contoh Benih Jagung

Pengambilan contoh benih adalah tahapan dasar dan penting dalam suatu rangkaian pemeriksaan mutu benih. Tujuan dari pengambilan contoh adalah untuk mendapatkan contoh yang mewakili dalam jumlah yang sesuai untuk pengujian di laboratorium, dan mempunyai susunan atau komponen yang sama dengan kelompok benihnya, dengan kata lain mutu contoh benih yang diambil harus sama dengan mutu benih di lot. Karena pentingnya proses pengambilan contoh, maka pengambilan contoh harus dilakukan oleh petugas yang kompeten, menggunakan metode dan alat yang tepat. Salah satu alat yang penting dan digunakan dalam pengambilan contoh benih adalah Trier. Trier yang biasa digunakan untuk pengambilan contoh benih jagung adalah Nobbe trier. Tujuan dari pengembangan metode ini adalah untuk memvalidasi trier yang biasa dipakai oleh BPSB atau perusahaan benih, trier hasil modifikasi Balai Besar Mekanisasi Pertanian dan trier yang sesuai persyaratan ISTA yang ada di Balai Besar PPMB-TPH.

Download Dokumen Lihat Dokumen
Validasi Uji Tetrazolium Benih Padi

Pengujian Tetrazolium (TZ) merupakan salah satu metode uji yang telah tercantum dalam KEPMENTAN nomor 635/HK.150/C/07/2015 untuk memverifikasi benih segar pada akhir pengujian daya berkecambah benih padi, apabila jumlah benih segar lebih dari 5%. Selain itu, pengujian TZ juga digunakan untuk menentukan viabilitas benih secara cepat (± 2 hari). Program kemetrian pertanian dalam upaya khusus peningkatan produksi padi jagung dan kedelai, dan berdasarkan Permentan Nomor 03/Permentan/OT.140/2015 bantuan benih untuk program UPSUS adalah benih bersertifikat. Padi merupakan salah satu benih dalam program UPSUS memerlukan waktu 14 hari untuk pengujian daya berkecambah benih dalam proses sertifikasi. Sehingga, untuk mendukung program tersebut, maka pengujian TZ berpotensi mempercepat/mepersingkat waktu pengujian viabilitas benih dalam proses sertifikasi.

Download Dokumen Lihat Dokumen
Verifikasi dan Validasi Metode Penetapan Kadar Air

Kadar air benih adalah jumlah air yang terkandung dalam benih. Tinggi rendahnya kandungan air dalam benih memegang peranan yang sangat penting dan berpengaruh terhadap vialibitas benih. Oleh karena itu pengujian terhadap kadar air benih perlu dilakukan agar benih memiliki kadar air terstandar berdasarkan kebutuhannya (Sutopo 2006) . Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor 56/Permentan/PK.110/11/2015 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina pada pasal 26 disebutkan bahwa untuk mengetahui kesesuaian mutu benih dalam bentuk biji dilakukan pengujian di laboratorium. Pengujian kadar air atau lenih dikenal penetapan kadar air benih di laboratorium diperlukan untuk mengetahui apakah tingkat kadar air suatu lot benih sesuai dengan standar yang dipersyaratkan. Penetapan kadar air metode oven ditujukan untuk mengetahui presentase kadar air yang terkandung dalam benih yang diukur berdasarkan berat air yang hilang karena pemanasan oven suhu konstan terhadap berat awal contoh benih.

Download Dokumen Lihat Dokumen
Verifikasi Pengujian Nematoda Aphelenchoides besseyi Terbawa Benih Padi

Pengujian nematoda terbawa benih padi telah tercantum dalam ISTA Rules (Chapter 7 no 025). Sebagian besar laboratorium benih BPSB telah mengenal uji nematoda terbawa benih, tetapi belum digunakan secara rutin. Pada tahun 2016, Balai Besar PPMB-TPH telah melakukan pengembangan validasi ini dengan melibatkan 9 BPSB di Indonesia yaitu BPSBTPH Jawa Barat, BPSB Provinsi Jawa Tengah, BPSB TPH Kalimantan Selatan, UPTD BPSB TPH Sulawesi Selatan, BPSBTPH Provinsi Nusa Tenggara Barat, UPTD BPSBTPH Provinsi Lampung, UPT PSB Provinsi Nusa Tenggara Timur, UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur dan UPSBTPH Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan verifikasi ini dilanjutkan di tahun 2017 dengan melibatkan BPSB lainnya di Indonesia. Tujuan dari pengembangan metode ini adalah memverifikasi tingkat reprodusibilitas uji nematoda terbawa benih padi di beberapa laboratorium BPSB di Indonesia.

Download Dokumen Lihat Dokumen