Official Website   I   Portal BBPPMBTPH

6281314599954

       

[email protected]

List Pelaksanaan Pengembangan
Validasi Metode.

Korelasi Metode Pengujian Radicle Emergence (RE) Terhadap Mutu Benih Kedelai (Glycine Max L.)

Benih adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam proses budidaya tanaman. Adanya program kementerian pertanian dalam upaya khusus peningkatan produksi padi jagung dan kedelai, maka diperlukan ketersediaan benih yang bersertifikat untuk meningkatkan peluang keberhasilan usaha budidaya. Apabila suatu benih akan segera ditanam, maka semakin cepat mutunya diketahui akan semakin baik. Uji viabilitas benih selain uji DB, dapat pula dilakukan melalui uji cepat vigor, agar mutu perkecambahan suatu lot benih dapat diketahui lebih awal. Metode uji vigor yang dinilai sederhana dan cepat adalah uji Radicle Emergence (RE) yang dilakukan dengan mengukur panjang radikula pada tahap awal perkecambahan.

Download Dokumen Lihat Dokumen
Korelasi Metode Pengujian Radicle Emergence (RE) terhadap Mutu Benih Jagung

Untuk mengetahui mutu benih jagung, pengujian benih yang harus dilakukan agar suatu lot benih dapat diedarkan adalah kadar air, kemurnian fisik dan daya berkecambah. Di antara ketiga pengujian tersebut, pengujian daya berkecambah membutuhkan waktu yang paling lama (7 hari). Apabila sebelum 7 hari dapat diketahui mutu perkecambahan suatu lot benih, maka pengaturan untuk lot tersebut dapat lebih awal direncanakan.

Download Dokumen Lihat Dokumen
Korelasi Metode Pengujian Radicle Emergence (Re) Terhadap Mutu Benih Padi (Oryza sativa)

Pengembangan metode tahun 2018 akan memverifikasi dan memvalidasi uji RE pada beberapa varietas benih padi, terutama yang digunakan pada kegiatan UPSUS dan bantuan benih. Tujuan dari pengembangan metode ini adalah untuk menentukan metode uji RE (waktu pengamatan dan panjang radikula) pada suhu 25°C untuk benih padi dan juga untuk menentukan korelasi uji RE dengan uji indeks vigor (IV), daya berkecambah (DB) dan daya tumbuh (DT) di lapang.

Download Dokumen Lihat Dokumen
Pengujian Kemurnian Genetik Benih Jagung Hibrida Secara molekuler Menggunkan Penanda Simple Sequence Repeats (SSR)

Dalam Peraturan Menteri Pertanian Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/TP.020/4/2018 tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Tanaman pada pasal 19 dinyatakan bahwa Pengujian laboratorium untuk menguji mutu benih terdiri atas mutu fisik, fisiologis, dan/ atau tanpa kesehatan benih, sedangkan untuk kemurnian genetik diambilkan dari hasil pemeriksaan lapangan. Pada Pasal 24 dijelaskan juga bahwa (1) pemeriksaan pertanaman dilaksanakan pada fase-fase pertumbuhan tertentu yang sangat berpengaruh terhadap mutu benih dan komoditasnya (2) Pemeriksaan pertanaman sebagaimana untuk mengetahui kebenaran varietas dan kemurnian genetik, serta ada tidaknya persilangan atau tercampurnya pertanaman dengan tanaman lain atau varietas lain dan/atau ada tidaknya organisme pengganggu tumbuhan terutama yang terbawa benih sesuai dengan komoditasnya.Hasil pemeriksaan pertanaman dinyatakan lulus setelah memenuhi standar kemurnian genetik.

Download Dokumen Lihat Dokumen
Validasi Metode Identifikasi Cendawan Pyricularia oryzae Penyebab Penyakit Blast pada Benih Padi

Metode ISTA No. 7-011 merupakan metode blotter test untuk deteksi cendawan Pyricularia oryzae pada benih padi. Penggunaan metode ISTA No. 7-011 dalam pengujian sehari-hari di laboratorium Balai Besar PPMB-TPH dianggap kurang aplikatif, karena benih mengalami perkecambahan sehingga mempersulit proses pengamatan cendawan secara mikroskopis. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan validasi metode guna mendapatkan metode yang valid dan dapat diterapkan di seluruh Laboratorium Pengujian Benih (BPSB).

Download Dokumen Lihat Dokumen
Validasi Metode Identifikasi Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae Penyebab Penyakit Hawar Daun Bakteri Pada Benih Padi

Penyakit hawar daun bakteri (HDB) merupakan salah satu penyakit padi utama yang tersebar di berbagai ekosistem padi di negara-negara penghasil padi, termasuk di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo). Patogen ini dapat mengenfeksi tanaman padi pada semua fase pertumbuhan tanaman dari mulai pesemaian sampai menjelang panen. Penyakit ini juga tergolong penyakit terbawa benih (seed borne). Pengujian kesehatan benih belum merupakan pengujian rutin yang dilakukan oleh BPSB daerah, karena kesehatan benih belum termasuk dalam standar kelulusan benih dalam sertifikasi. Metode pengujian di laboratorium yang dilakukan menggunakan metode tidak langsung atau metode liquid assay dengan pencucian dan penghancuran benih. Tujuan kegiatan ini yaitu memverifikasi tingkat reprodusibilitas dan melihat keberhasilan laboratorium daerah dalam identifikasi bakteri Xoo pada benih padi. Serta untuk melihat keefektifan dalam penggunaan material reference dan bahan media.

Download Dokumen Lihat Dokumen
Verifikasi Penggunaan Metode Pematahan Dormansi Pada Benih Padi (Oryza sativa)

Pada komoditas benih padi, salah satu kendala yang sering dihadapi dalam pengujian daya berkecambah adalah gagalnya benih berkecambah karena adanya faktor dormansi benih pada benih padi yang baru dipanen. Dormansi benih adalah suatu kondisi dimana benih hidup tidak dapat berkecambah meskipun telah dikecambahkan pada kondisi lingkungan yang optimum. Tujuan dari kegiatan ini untuk memperoleh metode pematahan dormansi benih padi yang paling sesuai dan efisien untuk beberapa varietas benih padi.

Download Dokumen Lihat Dokumen
Verifikasi Pengujian Nematoda Aphelenchoides besseyi terbawa Benih Padi

Pengujian nematoda terbawa benih padi telah tercantum dalam ISTA Rules (Chapter 7 no 025). Sebagian besar laboratorium benih BPSB telah mengenal uji nematoda terbawa benih tetapi verifikasi pelaksanaan pengujian oleh suatu laboratorium perlu dilaksanakan untuk menentukan kemampuan laboratorium tersebut dalam melaksanakan pengujian. Akurasi dan presisi tersebut sangat tergantung kepada kompetensi analis, kelayakan peralatan dan prosedur yang sesuai. Untuk itu, perlu dilakukan verifikasi metode untuk menentukan reprodusibilitas uji nematoda terbawa benih yang dilakukan oleh laboratorium benih di Indonesia.

Download Dokumen Lihat Dokumen
Verifikasi Uji Penetapan Kadar Air Menggunakan Moisture Meter di Beberapa Laboratorium Penguji Benih Daerah

Penetapan kadar air dapat dilakukan dengan menggunakan metode oven atau menggunakan moisture meter. Moisture meter yang digunakan untuk mengukur kadar air harus dikalibrasi terhadap metode oven yang merupakan metode langsung (sesuai aturan ISTA) sesuai yang tercantum dalam Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 993/HK.150/C/05/2018. Sebagian besar laboratorium penguji benih daerah dalam pengujian rutin melaksanakan penetapan kadar air menggunakan alat moisture meter karena lebih efektif terutama ketika permohonan pengujian sampel uji di laboratorium meningkat. Namun untuk dapat digunakan moisture meter harus di kalibrasi terhadap metode oven dan hasilnya harus memenuhi batas toleransi.

Download Dokumen Lihat Dokumen
Verifikasi Uji Tetrazolium Dalam Rangka Percepatan Pengujian Mutu Benih Padi

Pengujian Tetrazolium (TZ) merupakan salah satu metode uji yang telah tercantum dalam KEPMENTAN nomor No 993 / HK. 150/C/05/2018 untuk memverifikasi benih segar pada akhir pengujian daya berkecambah benih padi, apabila jumlah benih segar lebih dari 5%. Selain itu, pengujian TZ juga digunakan untuk menentukan viabilitas benih secara cepat (± 2 hari). Padi merupakan salah satu benih dalam program UPSUS memerlukan waktu 14 hari untuk pengujian daya berkecambah benih dalam proses sertifikasi. Sehingga, untuk mendukung program tersebut, maka pengujian TZ berpotensi mempercepat/mempersingkat waktu pengujian viabilitas benih dalam proses sertifikasi.

Download Dokumen Lihat Dokumen