Standar mutu suatu produk benih sangat diperlukan untuk menangkal keluar masuknya benih yang tidak bermutu dari dan ke suatu negara sebagai konsekuensi perdagangan bebas. Label yang tercantum pada kemasan benih merupakan keterangan mutu-hasil proses sertifikasi-yang memberikan informasi kualitas benih yang diperdagangkan.
Laboratorium pengujian benih yang memenuhi standar akreditasi sangat berperan dalam proses penerbitan sertifikat sehingga diakui secara nasional maupun internasional. Keuntungan sertifikat hasil uji yang diterbitkan dari laboratorium terakreditasi adalah: a) memberikan jaminan mutu terhadap produk benih, b) memberikan informasi yang tepat dan akurat tentang laboratorium, c) meningkatkan daya saing pasar (benih) baik pasar nasional maupun internasional, d) mendorong agar masyarakat pengguna benih lebih rasional dalam menggunakan benih yang bersertifikat, e) sebagai penangkal masuknya benih dari luar negeri yang tidak memenuhi standar mutu.
Banyak negara dan badan pengatur mengharuskan laboratorium untuk mematuhi standar Good Laboratory Practice (GLP), terutama dalam penelitian yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan. Kepatuhan ini membantu laboratorium memenuhi persyaratan hukum dan regulasi yang berlaku. Laboratorium yang berkomitmen untuk menghasilkan data yang akurat dan dapat diandalkan harus menerapkan GLP.
GLP adalah sistem kualitas yang digunakan untuk memastikan bahwa penelitian dan pengujian laboratorium dilakukan dengan cara yang konsisten, dapat diandalkan, dan dapat diulang. GLP mencakup berbagai aspek, termasuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pelaporan penelitian laboratorium. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan integritas dan validitas data yang dihasilkan, sehingga hasil penelitian dapat dipercaya dan digunakan untuk tujuan regulasi atau pengambilan keputusan.
Penerapan GLP meliputi pengorganisasian laboratorium dalam proses pelaksanaan pengujian, fasilitas, tenaga kerja dan kondisi yang dapat menjamin agar pengujian dapat dilaksanakan, dimonitor, dicatat dan dilaporkan sesuai standar nasional / internasional. Faktor-faktor yang menentukan kebenaran dan kehandalan pengujian di laboratorium diantaranya: personel, kondisi akomodasi dan lingkungan, metode pengujian dan kalibrasi serta validasi metode, peralatan, ketertelusuran pengukuran, pengambilan contoh uji, penanganan contoh yang akan diuji dan barang yang akan dikalibrasi, jaminan mutu hasil pengujian dan kalibrasi dan laporan hasil uji atau sertifikat kalibrasi).
Terkait pengambilan contoh harus dilakukan oleh personel yang kompeten, dibuktikan dengan pendidikan, pelatihan dan dapat menunjukkan keterampilannya dalam pengambilan contoh, serta ditugaskan untuk mewakili laboratorium. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan contoh adalah : a) perencanaan pengambilan contoh, b) petugas pengambil contoh, c) prosedur pengambilan contoh, d) peralatan yang digunakan, e) lokasi dan titik pengambilan contoh, f) Frekuensi pengambilan contoh, g) keselamatan kerja dan h) dokumentasi yang terkait. Kegiatan GLP akan berhasil dilaksanakan apabila kriteria di atas dipenuhi sesuai standar operasional prosedur.
Penerapan GLP dapat meminimalisir permasalahan yang mungkin timbul. Keselamatan kerja di laboratorium menjadi aspek yang sangat penting untuk diperhatikan dan menjadi tanggung jawab oleh semua pihak yang terlibat. Dengan mengikuti prosedur keselamatan kerja secara konsisten, akan tercipta lingkungan kerja di laboratorium yang aman dan terhindar dari kecelakaan. Pencegahan adalah kunci utama dalam menjaga keselamatan di laboratorium dengan tetap waspada, mematuhi peraturan, dan selalu mengutamakan keselamatan dalam setiap aktivitas laboratorium.
Berdasarkan data kuesioner yang dihimpun oleh Balai Besar PPMBTPH, dari 34 laboratorium pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, terdapat 12 laboratorium (32,35%) yang belum menerapkan GLP, sisanya, sebanyak 23 (67,65%) sudah menerapkan. Masih diperlukan pembinaan/bimbingan agar semua laboratorium pengujian mutu benih dapat menerapkan GLP.
Grafik. Sebaran Hasil Kuesioner Penerapan Good Laboratory Practice Pada Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan
Editor/Admin : Siti Nurhaeni/S Alam