Official Website   I   Portal BBPPMBTPH

6281314599954

       

[email protected]

Detail Artikel

Improvisasi Ukuran Sebagai Bahan Pengkajian

Ubikayu adalah salah satu komoditas tanaman pangan yang menjadi unggulan dan terus dikembangkan menjadi salah  satu pangan utama. Populer dengan sebutan singkong, komoditas tanaman pangan yang satu ini sangat mudah diolah menjadi berbagai macam makanan yang kekinian serta digemari oleh semua kalangan. Sampai saat ini masyarakat selalu berimprovisasi dengan berbagai macam inovasi dalam mengolah produk singkong. Sudah makin banyak sekali produk yang dihasilkan dari olahan   singkong, artinya kebutuhan pertanaman ubikayu juga akan semakin meningkat. Hal ini menjadi suatu peluang dan kesempatan untuk senantiasa menyediakan benih ubikayu yang semakin meningkat kebutuhannya. Terlebih ubikayu merupakan komoditas yang relative mudah dibudidayakan, tahan terhadap kekeringan dan dapat ditanam di lahan-lahan yang tergolong marjinal dan tidak bisa ditanami oleh komoditas lainnya. Dengan penggunaan benih unggul  bersertifikat serta penanganan yang tepat di awal pertanaman, maka produksi dapat berlimpah. Namun untuk mendapatkan benih unggul bersertifikat bukanlah hal yang mudah. Ketersediaan benih ubikayu unggul bersertifikat memiliki volume yang terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan       1 hektar pertanaman membutuhkan 10.000 sampai dengan 15.000 stek ubikayu. Berdasarkan persyaratan yang berlaku, ukuran panjang stek untuk perbanyakan tanaman adalah 20-30 cm. Artinya jika rata-rata panjang batang yang dihasilkan pertanaman singkong adalah 100 cm, maka hanya ada         4 atau 3 stek saja yang dihasilkan. Kondisi ini dapat menunjukkan bahwa akan sangat banyak sekali batang tanaman singkong yang dibutuhkan untuk menanam pada luasan 1 ha. Hal ini tentu kurang efisien, mengingat akan pula diperlukan ruang yang sangat luas untuk penyimpanan sebelum ditanam, biaya transportasi yang sangat mahal untuk pengangkutan jika benih didatangkan dari luar wilayah serta penurunan mutu benih atau stek karena masa berlaku label yang pendek hanya 3 minggu setelah panen. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan stek dengan pengkajian berbagai ukuran stek untuk meningkatkan mutu benih ubikayu.  Berdasarkan hal tersebut, maka Balai Besar PPMBTPH mencoba melaksanakan observasi dan pengkajian dengan melakukan improvisasi ukuran stek sebagai informasi pendukung untuk meningkatkan rasio penggunaan benih ubikayu di tengah keterbatasan ketersediaan benih ubikayu dan untuk meningkatkan luasan pertanaman. Harapannya adalah improvisasi ukuran stek benih ubikayu ini dapat membantu meningkatkan volume ketersediaan stek, agar permintaan benih dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan. Improvisasi ukuran tersebut yaitu stek ukuran 10 cm atau setidaknya memiliki mata tunas 2, ukuran stek 15 cm atau setidaknya memiliki 3-4 mata tunas, ukuran stek 20 atau memiliki 4-6 mata tunas dan ukuran 25 cm atau memiliki 8-10 mata tunas. Banyaknya jumlah mata tunas tidak menjamin pertumbuhan dan perkembangan pertanaman ubikayu lebih baik, namun dapat meningkatkan peluang pertumbuhan tanaman yang lebih besar dibandingkan dengan ukuran stek yang memiliki jumlah mata tunas lebih sedikit. Dokumentasi (Gambar 1) di bawah ini adalah persiapan stek ubikayu yang akan diuji daya tumbuhnya dengan melakukan improvisasi ukuran stek menjadi berbagai ukuran sebagai perlakuan yaitu 10 cm, 15 cm, 20 cm dan 25 cm. Meskipun uji daya tumbuh dilakukan dengan menggunakan polybag, namun pengkajian ini setidaknya dapat memberikan informasi mutu benih ubikayu melalui perbedaan daya tumbuhnya berdasarkan ukurannya stek.

Gambar 1. Persiapan tunas stek ukuran 10,15,20 dan 25 umur 3 mst

Dokumentasi (Gambar 2) di bawah ini adalah pertumbuhan dan perkem-bangan pertanaman ubikayu berdasarkan perbedaan ukuran stek (10, 15, 20 dan 25 cm). Gambar 2 menunjukkan tidak ada perbedaan pertumbuhan dan perkembangan tanaman ubikayu pada fase-fase awal vegetatifnya.

Gambar 2. Pertumbuhan tunas stek ukuran 10, 15, 20 dan 25 cm umur 30 mst.

Hal ini menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan stek ubikayu tidak ditentukan oleh ukuran stek tetapi mutu benihnya. Hasil suatu penelitian terhadap pertumbuhan dan produksi ubikayu dengan berbagai ukuran stek pada varietas Adira-1, Adira-4, Malang-4 dan UJ-5 menyebutkan bahwa jumlah mata tunas 4, 6, 8 dan 10 tidak berpengaruh terhadap daya tumbuh stek untuk tinggi batang 14-16 mst (minggu setelah tanam) dan saat panen 50 mst, jumlah umbi pada 8 mst dan 16 mst, bobot basah umbi pada 16 mst saat panen panjang dan diameter umbi pada saat panen. Dengan demikian makin pendek ukuran stek (mata tunas sedikit =4), makin efisien.