Penyebaran patogen tular benih, seperti
cendawan Trichoconiella padwickii, memiliki dampak signifikan terhadap
epidemi penyakit pada komoditas pertanian, khususnya padi. Oleh karena itu,
pengujian kesehatan benih menjadi krusial untuk mendeteksi keberadaan patogen
dan memastikan status kesehatan benih. Di Laboratorium Balai Besar PPMBTPH,
metode blotter test digunakan sesuai dengan pedoman International Seed
Testing Association Rules (ISTA Rules) Chapter 7 untuk
mendeteksi cendawan ini.
Pada tahun 2024, dilakukan kegiatan "Verifikasi Metode Deteksi dan Identifikasi Cendawan Trichoconiella padwickii dengan Metode Blotter Test". Tujuan dari verifikasi ini adalah untuk memastikan akurasi dan presisi metode dalam mendeteksi T. padwickii, sehingga menghasilkan data yang valid dan dapat diandalkan. Laboratorium yang terakreditasi dan menggunakan acuan ISTA Rules dalam pengujiannya, harus mematuhi standar internasional dari ISTA, dan verifikasi metode adalah bagian dari kepatuhan tersebut.
Proses Verifikasi Metode
Verifikasi dilakukan dengan dua varietas
benih padi yang homogen: Inpari 30 Ciherang Sub 1 dan Ciliwung. Kegiatan ini
meliputi:
1. Persiapan
Alat: Semua peralatan harus bersih, steril, dan terkalibrasi. Fungsi alat
seperti inkubator dan mikroskop diperiksa secara berkala.
2. Prosedur
Pengujian: Analis yang berpengalaman melakukan pengujian deteksi dan
identifikasi cendawan target. Sampel benih yang terinfeksi diinventarisasi
untuk memastikan keakuratan hasil.
3. Pengumpulan
Data: Data hasil uji dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut. Uji banding antar
analis dilakukan untuk menilai konsistensi hasil.
Hasil uji menunjukkan bahwa sensitivitas
metode deteksi mencapai 100%, menandakan efektivitas tinggi dalam mendeteksi T.
padwickii. Nilai spesifisitas yang diperoleh tiga orang analis 50%, mengindikasikan adanya
false positif pada sampel yang tidak terinfeksi. Variabilitas hasil antara
analis sudah memenuhi persyaratan, di mana akurasi hasil pengujian berkisar antara 80%
hingga 100%.
Rekomendasi untuk Peningkatan
1. Pelatihan
Analis: Diperlukan pelatihan lebih lanjut untuk meningkatkan ketelitian dan
konsistensi dalam pengujian.
2. Standarisasi
Prosedur: Prosedur pengujian perlu distandarisasi agar semua analis mengikuti
langkah yang sama.
3. Pengawasan
Berkala: Evaluasi berkala terhadap kinerja analis dan metode pengujian penting
untuk menjaga akurasi hasil.
4. Penggunaan
Kontrol: Implementasi kontrol positif dan negatif dalam setiap pengujian dapat
membantu mengurangi false positif.
Kesimpulan
Verifikasi metode deteksi Trichoconiella
padwickii pada benih padi adalah langkah penting dalam memastikan akurasi
pengujian. Dengan menerapkan rekomendasi yang ada, diharapkan laboratorium
dapat meningkatkan kualitas pengujian dan mempertahankan reputasi yang baik di
mata pelanggan dan pemangku kepentingan. Melalui proses ini, laboratorium tidak
hanya memenuhi standar internasional, tetapi juga berkontribusi pada
keberlanjutan sektor pertanian dengan menyediakan benih yang sehat dan bebas
dari patogen.
Editor/Admin : S Alam