Padi (Oryza sativa L.) merupakan sumber makanan pokok bagi hampir seluruh rakyat Indonesia. Padi adalah salah satu komoditas serealia yang paling banyak dibudidayakan di dunia bersama dengan jagung dan gandum, yang mewakili lebih dari 50% dari produksi pertanian. Upaya peningkatan produktivitas padi tidak terlepas dari pengaruh faktor pengganggu yang dapat berakibat pada penurunan produksi padi. Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya produksi padi (Wati, 2017). Salah satunya adalah adanya serangan putih palsu yang disebabkan oleh hama nematoda Aphelenchoides besseyi.
Nematoda A. besseyi mampu bertahan dalam biji/ benih padi selama 5 tahun (kondisi kering), dapat mencapai 100 nematoda dalam astu bulir padi, dan aktif kembali jika terdapat lapisan air. Infeksi A. besseyi menyebabkan pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman padi terganggu.
Untuk mendukung penyediaan benih padi yang sehat/bebas patogen nematoda, pengujian deteksi A. besseyi di laboratorium sangatlah penting untuk memberikan informasi yang akurat dan valid dengan metode uji yang cepat, efisien dan efektif. Untuk itu diperlukan validasi metode untuk memperoleh metode pengujian deteksi A. besseyi terbawa benih padi (Oryza sativa) yang aplikatif dan valid sehingga dapat mendukung penyediaan benih padi yang sehat dan bebas patogen nematoda. Selain itu, validasi metode ini juga bertujuan untuk memperkenalkan pengujian deteksi nematoda khususnya A. besseyi, di laboratorium pengujian mutu benih.
Validasi metode dilakukan melalui tiga tahapan kegiatan, yaitu observasi, verifikasi, dan validasi. Kegiatan observasi dilaksanakan pada bulan Februari 2025 dengan tujuan untuk memperoleh metode yang tepat dan menghasilkan hasil yang sesuai dengan metode acuan berdasarkan ISTA Rules (Chapter 7 No. 025). Prosedur yang dilakukan adalah menginkubasi benih selama 24 jam pada suhu 25 ± 2°C, setelah sebelumnya contoh benih diekstraksi menggunakan mill husker. Jenis metode yang divalidasi adalah metode yang telah melalui tahapan observasi dan verifikasi (repeatabilitas). Rincian jenis metode target validasi disajikan pada tabel berikut.
Gambar. Peralatan pengujian deteksi nematoda A. besseyi (a. mill husker elektrik; b. mil husker manual; c. inkubator dan d. mikroskop stereo).
Pada tahap ini juga dilakukan uji tingkat infeksi bahan uji pada beberapa varietas yang akan digunakan, sehingga dapat memenuhi tingkat/level infeksi yang ditetapkan, yaitu: tinggi dengan kisaran jumlah nematoda minimal 100 ekor (positif), sedang dengan kisaran jumlah nematoda minimal 50 ekor (positif), rendah dengan kisaran jumlah nematoda minimal 10 ekor (positif), dan tidak ada infeksi (negatif).
Diharapkan dari hasil tahap observasi ini diperoleh beberapa metode yang siap dilakukan verifikasi dan validasi. Admin/Editor: S Alam
Admin/Editor: S Alam