Cara Efektif Atasi Kendala Masa Simpan Mutu Benih Kedelai
Depok, 21 November 2024 – Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMBTPH) berhasil melaksanakan penguatan metode dalam mengatasi tantangan masa simpan benih kedelai melalui pelapisan benih (polymer + Rhizobium sp. dan polymer + tiametoksam) yang terbukti efektif menjaga mutu benih kedelai hingga bulan keempat penyimpanan pada suhu 27–29°C dan kelembapan relatif (rH) 60–70%.Hasil penguatan metode tersebut disampaikan oleh Herni Susilowati, penanggung jawab penguatan metode pada acara Seminar Hasil Penguatan dan Validasi Metode yang dilaksanakan di ruang pertemuan Radicula Balai Besar PPMBTPH. Seminar ini dipimpin langsung oleh Tiumauli Silalahi, Kepala Balai Besar PPMBTPH melalui zoom meeting dan dihadiri oleh narasumber dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Balai Besar Uji Standar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Seluruh pegawai fungsional BBPPMBTPH turut hadir untuk mendukung acara tersebut.Herni Susilowati, memaparkan bahwa benih kedelai varietas Gepak Kuning, Demas 1, Dering 1, dan Detap 1 yang diberi perlakuan pelapisan dengan kombinasi polymer + Rhizobium sp. cair dan polymer + tiametoksam, serta disimpan pada suhu 27-29ºC dengan kelembaban relatif 60-70%, masih memenuhi persyaratan mutu sesuai Keputusan Menteri Pertanian No. 966/TP.010/C/04/2022 hingga bulan penyimpanan keempat. Sebaliknya, benih kedelai varietas Grobogan setelah pelapisan tidak memenuhi persyaratan mutu, dengan daya berkecambah dan vigor hanya sekitar 40%, sehingga tidak dapat digunakan untuk pengujian lebih lanjut. Kedua formula pelapisan yang digunakan, yaitu polymer + tiametoksam dan polymer + Rhizobium sp., menunjukkan kompatibilitas yang baik hingga bulan penyimpanan keempat. Pengamatan visual di lapangan juga menunjukkan bahwa pelapisan polymer + Rhizobium sp. pada benih kedelai yang disimpan selama 3 bulan memberikan kondisi bintil akar yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya. Selain itu, uji laboratorium pada benih kedelai yang disimpan selama 5 bulan dengan pelapisan polymer + Rhizobium sp. menunjukkan bahwa koloni bakteri Rhizobium tetap hidup dan termasuk dalam kategori gram negatif. Secara keseluruhan, hasil ini mengindikasikan bahwa pelapisan benih kedelai dengan kombinasi polymer + Rhizobium sp. dan polymer + tiametoksam efektif dalam mempertahankan mutu benih, memberikan efek positif pada kondisi bintil akar, dan menjaga kelangsungan hidup bakteri Rhizobium selama penyimpanan.Kedelai sebagai komoditas strategis memiliki nilai ekonomi tinggi, terutama karena perannya sebagai bahan baku utama berbagai produk olahan seperti tahu dan tempe. Namun, tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan kedelai nasional adalah penurunan kualitas benih selama masa penyimpanan.Saptowo J. Pardal, Narasumber (Peneliti) dari BRIN menyampaikan apresiasinya terhadap penguatan metode ini. Ia menegaskan bahwa implementasi seed coating harus segera diterapkan oleh penyedia benih untuk mendukung stabilitas mutu benih kedelai. "Hasil ini diharapkan mampu memberikan solusi nyata terhadap tantangan masa simpan benih kedelai dan meningkatkan ketersediaan komoditas secara nasional," ujar Saptowo. Hasil penguatan metode ini merupakan salah satu upaya Balai Besar PPMBTPH dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Editor : Siti NurhaeniAdmin : S Alam